Kolom
adalah elemen struktur yang menerima kombinasi beban axial dan lentur (momen).
Beban axial yang terjadi berupa tekan, meskipun pada beberapa kasus, kolom bisa
menerima beban axial tarik. Dan umumnya terletak vertikal pada bangunan.
Biasanya kolom menerima beban momen baik pada satu atau kedua sumbu pada
potongan melintang dan momen ini dapat menghasilkan tegangan tarik pada
sebagian potongan melintang tersebut.
Fungsi
kolom sangat penting bagi struktur gedung, yang apabila terjadi kegagalan pada
kolom maka gedung akan runtuh, sedangkan bila kegagalan hanya terjadi pada
balok maka gedung belum tentu runtuh.
Bentuk
kolom menyesuaikan dengan fungsi dan estetika bangunan, dan umumnya
berbentuk :
- Bujur sangkar
- Segi empat
- Lingkaran.
Kolom
beton bertulang mempunyai tulangan longitudinal (memanjang searah sumbu batang)
yang paralel dengan arah beban. Untuk kolom dengan tulangan sengkang / segi
empat atau lingkaran minimal mempunyai 4 tulangan longitudinal dan minimal 6
tulangan longitudinal untuk kolom dengan tulangan geser spiral menerus. Tulangan
longitudinal ini merupakan tulangan pokok yang menahan beban axial dan momen
dan untuk kolom mempunyai batasan 1 – 8 % untuk beban gravitasi saja dan 1 – 6
% untuk beban gempa dari luasan kolom beton bertulang, karena persentase yang
lebih besar tidak ekonomis dan akan mempersulit pemasangan dan pengecoran.
Sedangkan balok beton bertulang mempunyai persentase tulangan kira-kira antara
0,2 – 6 %. Sepanjang tulangan longitudinal dipasang tulangan geser sengkang
ataupun spiral yang berfungsi menahan gaya geser dan berfungsi untuk memegang
tulangan longitudinal agar tetap kokoh sehingga hanya dapat tertekuk pada
tempat di antara dua pengikat dan juga mengurangi bahaya pecah (splitting)
beton yang dapat mempengaruhi daktilitas/kekakuan kolom, karena tulangan sengkang,
melingkar atau spiral memberikan tekanan kekang (confine) pada
penampang.
Kolom
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
- Kolom pendek / short column yang kemampuannya dipengaruhi oleh kekuatan material dan bentuk geometri dari potongan melintang dan tidak dipengaruhi oleh panjang kolom karena defleksi lateral (lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil (tidak signifikan).
- Kolom langsing / slender column yaitu kolom yang kekuatannya akan terkurangi dengan adanya defleksi lateral. Kolom langsing dapat menjadi kolom pendek bila dipasangi lateral bracing ataupun dipasangi diafragma.
Dan
kedua kategori kolom di atas maka masing-masing kategori dapat berupa:
- Kolom dengan tulangan dua sisi
- Kolom dengan tulangan terdistribusi
Kolom
Dengan Tulangan Dua Sisi
Kolom
menerima gaya aksial P dan momen M, dan gaya M ini dapat
digantikan dengan oleh gaya P tersebut yang
bekerja pada eksentrisitas e = M/P. Bila nilai
e ini relatif kecil maka seluruh penampang akan berada pada daerah tekan dan
dianggap tidak ada momen yang bekerja.
Kolom
Dengan Tulangan Dua Sisi
Tulangan
tekan pada kolom beton yang dibebani eksentris pada tingkat beban ultimit
umumnya akan mencapai tegangan leleh, kecuali jika beban tersebut kecil, atau
menggunakan baja mutu tinggi atau dimensi kolomnya relatif kecil. Sehingga
umumnya diasumsikan bahwa baja tulangan tekan sudah leleh, kemudian baru
regangan diperiksa apakah memenuhi ketentuan ini.
Desain
maupun analisis pada kolom ditempuh dengan cara membuat suatu diagram interaksi
antara momen pada ordinat dan gaya aksial pada aksis. Diagram interaksi
menggambarkan interaksi antara momen dan aksial dalam berbagai variasi sehingga
membentuk suatu grafik. Ada tiga titik utama pada diagram interaksi yaitu
- Gaya aksial saja : harga momen nol dan harga aksial maksimum
- Keadaan seimbang : kehancuran pada beton dan baja terjadi secara bersamaan
- Lentur murni : harga aksial nol
Pada
perencanaan, setelah mendapatkan momen dan gaya aksial pada kolom dari mekanika
struktur maka kita mencoba-coba dimensi kolom dan tulangan kemudian dari
dimensi kolom tersebut dibuat diagram interaksinya. Dan kita plotkan
momen dan gaya aksial dari hitungan mekanika struktur tersebut. Bila berada di
luar diagram maka kolom tidak mampu dan harus dicari dimensi lain, dan bila
berada di dalam kolom dekat dengan diagram maka kolom mampu, tapi bila masuk
namun terlalu jauh dari diagram maka kolom terlalu besar/boros. Titik pada
diagram interaksi dapat ditambah satu lagi yaitu pembebanan tarik bila terjadi
aksial tarik pada kolom.
Diagram
Interaksi
Kolom
Dengan Tulangan Terdistribusi
Tulangan
terdistribusi lebih banyak dipakai untuk struktur kolom daripada tulangan dua
sisi, meskipun begitu dalam perhitungannya memerlukan perhitungan yang banyak
sehingga lebih mudah menggunakan program komputer dalam perhitungan kolom
dengan tulangan terdistribusi.
Kolom
Dengan Tulangan Terdistribusi
Kolom
Langsing / Slender Column
Suatu
kolom yang tinggi dengan penampang kecil harus ditinjau terhadap pengaruh
kelangsingan. Pengaruh kelangsingan hanya terjadi pada kolom dengan beban
aksial tekan, karena kolom tarik tidak dipengaruhi oleh panjang kolom. Kolom
langsing dapat mempengaruhi kekuatan, karena akan terjadi tekuk pada kolom yang
menambah momen yang sudah ada. Momen ini disebut momen sekunder. Umumnya dalam
perhitungan analisis struktur dengan komputer (misal : SAP atau ETABS)
kelangsingan suatu kolom sudah dihitung otomatis sehingga tidak perlu dihitung
lagi.
0 Response to "Struktur Kolom"
Posting Komentar